Jumat, 11 Maret 2011

Kernel Linux

kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari sebuah sistem operasi. Tugasnya melayani bermacam program aplikasi untuk mengakses perangkat keras komputer secara aman.
Karena akses terhadap perangkat keras terbatas, sedangkan ada lebih dari satu program yang harus dilayani dalam waktu yang bersamaan, maka kernel juga bertugas untuk mengatur kapan dan berapa lama suatu program dapat menggunakan satu bagian perangkat keras tersebut. Hal tersebut dinamakan sebagai multiplexing.
Akses kepada perangkat keras secara langsung merupakan masalah yang kompleks, oleh karena itu kernel biasanya mengimplementasikan sekumpulan abstraksi hardware. Abstraksi-abstraksi tersebut merupakan sebuah cara untuk menyembunyikan kompleksitas, dan memungkinkan akses kepada perangkat keras menjadi mudah dan seragam. Sehingga abstraksi pada akhirnya memudahkan pekerjaan programer.
Untuk menjalankan sebuah komputer kita tidak harus menggunakan kernel sistem operasi. Sebuah program dapat saja langsung diload dan dijalankan diatas mesin ‘telanjang’ komputer, yaitu bilamana pembuat program ingin melakukan pekerjaannya tanpa bantuan abstraksi perangkat keras atau bantuan sistem operasi. Teknik ini digunakan oleh komputer generasi awal, sehingga bila kita ingin berpindah dari satu program ke program lain, kita harus mereset dan meload kembali program-program tersebut.
Sebuah kernel sistem operasi tidak harus ada dan dibutuhkan untuk menjalankan sebuah komputer. Program dapat langsung dijalankan secara langsung di dalam sebuah mesin (contohnya adalah CMOS Setup) sehingga para pembuat program tersebut membuat program tanpa adanya dukungan dari sistem operasi atau hardware abstraction. Cara kerja seperti ini, adalah cara kerja yang digunakan pada zaman awal-awal dikembangkannya komputer (pada sekitar tahun 1950). Kerugian dari diterapkannya metode ini adalah pengguna harus melakukan reset ulang komputer tersebut dan memuatkan program lainnya untuk berpindah program, dari satu program ke program lainnya. Selanjutnya, para pembuat program tersebut membuat beberapa komponen program yang sengaja ditinggalkan di dalam komputer, seperti halnya loader atau debugger, atau dimuat dari dalam ROM (Read-Only Memory). Seiring dengan perkembangan zaman komputer yang mengalami akselerasi yang signifikan, metode ini selanjutnya membentuk apa yang disebut dengan kernel sistem operasi.
Selanjutnya, para arsitek sistem operasi mengembangkan kernel sistem operasi yang pada akhirnya terbagi menjadi empat bagian yang secara desain berbeda, sebagai berikut:
• Kernel monolitik. Kernel monolitik mengintegrasikan banyak fungsi di dalam kernel dan menyediakan lapisan abstraksi perangkat keras secara penuh terhadap perangkat keras yang berada di bawah sistem operasi.
• Mikrokernel. Mikrokernel menyediakan sedikit saja dari abstraksi perangkat keras dan menggunakan aplikasi yang berjalan di atasnya—yang disebut dengan server—untuk melakukan beberapa fungsionalitas lainnya.
• Kernel hibrida. Kernel hibrida adalah pendekatan desain microkernel yang dimodifikasi. Pada hybrid kernel, terdapat beberapa tambahan kode di dalam ruangan kernel untuk meningkatkan performanya.
• Exokernel. Exokernel menyediakan hardware abstraction secara minimal, sehingga program dapat mengakses hardware secara langsung. Dalam pendekatan desain exokernel, library yang dimiliki oleh sistem operasi dapat melakukan abstraksi yang mirip dengan abstraksi yang dilakukan dalam desain monolithic kernel.
Kernel monolitik
Pendekatan kernel monolitik didefinisikan sebagai sebuah antarmuka virtual yang berada pada tingkat tinggi di atas perangkat keras, dengan sekumpulan primitif atau system call untuk mengimplementasikan layanan-layanan sistem operasi, seperti halnya manajemen proses, konkurensi (concurrency), dan manajemen memori pada modul-modul kernel yang berjalan di dalam mode supervisor.
Meskipun jika setiap modul memiliki layanan operasi-operasi tersebut terpisah dari modul utama, integrasi kode yang terjadi di dalam monolithic kernel sangatlah kuat, dan karena semua modul berjalan di dalam address space yang sama, sebuah bug dalam salah satu modul dapat merusak keseluruhan sistem. Akan tetapi, ketika implementasi dilakukan dengan benar, integrasi komponen internal yang sangat kuat tersebut justru akan mengizinkan fitur-fitur yang dimiliki oleh sistem yang berada di bawahnya dieksploitasi secara efektif, sehingga membuat sistem operasi dengan monolithic kernel sangatlah efisien—meskipun sangat sulit dalam pembuatannya.
Pada sistem operasi modern yang menggunakan monolithic kernel, seperti halnya Linux, FreeBSD, Solaris, dan Microsoft Windows, dapat memuat modul-modul yang dapat dieksekusi pada saat kernel tersebut dijalankan sehingga mengizinkan ekstensi terhadap kemampuan kernel sesuai kebutuhan, dan tentu saja dapat membantu menjaga agar kode yang berjalan di dalam ruangan kernel (kernel-space) seminim mungkin.
Di bawah ini ada beberapa sistem operasi yang menggunakan Monolithic kernel:
• Kernel sistem operasi UNIX tradisional, seperti halnya kernel dari sistem operasi UNIX keluarga BSD (NetBSD, BSD/I, FreeBSD, dan lainnya).
• Kernel sistem operasi GNU/Linux, Linux.
• Kernel sistem operasi Windows (versi 1.x hingga 4.x; kecuali Windows NT).
Mikrokernel
Pendekatan mikrokernel berisi sebuah abstraksi yang sederhana terhadap hardware, dengan sekumpulan primitif atau system call yang dapat digunakan untuk membuat sebuah sistem operasi agar dapat berjalan, dengan layanan-layanan seperti manajemen thread, komunikasi antar address space, dan komunikasi antar proses. Layanan-layanan lainnya, yang biasanya disediakan oleh kernel, seperti halnya dukungan jaringan, pada pendekatan microkernel justru diimplementasikan di dalam ruangan pengguna (user-space), dan disebut dengan server.
Server atau disebut sebagai peladen adalah sebuah program, seperti halnya program lainnya. Server dapat mengizinkan sistem operasi agar dapat dimodifikasi hanya dengan menjalankan program atau menghentikannya. Sebagai contoh, untuk sebuah mesin yang kecil tanpa dukungan jaringan, server jaringan (istilah server di sini tidak dimaksudkan sebagai komputer pusat pengatur jaringan) tidak perlu dijalankan. Pada sistem operasi tradisional yang menggunakan monolithic kernel, hal ini dapat mengakibatkan pengguna harus melakukan rekompilasi terhadap kernel, yang tentu saja sulit untuk dilakukan oleh pengguna biasa yang awam.
Dalam teorinya, sistem operasi yang menggunakan microkernel disebut jauh lebih stabil dibandingkan dengan monolithic kernel, karena sebuah server yang gagal bekerja, tidak akan menyebabkan kernel menjadi tidak dapat berjalan, dan server tersebut akan dihentikan oleh kernel utama. Akan tetapi, dalam prakteknya, bagian dari system state dapat hilang oleh server yang gagal bekerja tersebut, dan biasanya untuk melakukan proses eksekusi aplikasi pun menjadi sulit, atau bahkan untuk menjalankan server-server lainnya.
Sistem operasi yang menggunakan microkernel umumnya secara dramatis memiliki kinerja di bawah kinerja sistem operasi yang menggunakan monolithic kernel. Hal ini disebabkan oleh adanya overhead yang terjadi akibat proses input/output dalam kernel yang ditujukan untuk mengganti konteks (context switch) untuk memindahkan data antara aplikasi dan server.
Beberapa sistem operasi yang menggunakan microkernel:
• IBM AIX, sebuah versi UNIX dari IBM
• Amoeba, sebuah kernel yang dikembangkan untuk tujuan edukasi
• Kernel Mach, yang digunakan di dalam sistem operasi GNU/Hurd, NexTSTEP, OPENSTEP, dan Mac OS/X
• Minix, kernel yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum untuk tujuan edukasi
• Symbian OS, sebuah sistem operasi yang populer digunakan pada hand phone, handheld device, embedded device, dan PDA Phone.
Kernel hibrida
Kernel hibrida aslinya adalah mikrokernel yang memiliki kode yang tidak menunjukkan bahwa kernel tersebut adalah mikrokernel di dalam ruangan kernel-nya. Kode-kode tersebut ditaruh di dalam ruangan kernel agar dapat dieksekusi lebih cepat dibandingkan jika ditaruh di dalam ruangan user. Hal ini dilakukan oleh para arsitek sistem operasi sebagai solusi awal terhadap masalah yang terjadi di dalam mikrokernel: kinerja.
Beberapa orang banyak yang bingung dalam membedakan antara kernel hibrida dan kernel monolitik yang dapat memuat modul kernel setelah proses booting, dan cenderung menyamakannya. Antara kernel hibrida dan kernel monolitik jelas berbeda. Kernel hibrida berarti bahwa konsep yang digunakannya diturunkan dari konsep desain kernel monolitik dan mikrokernel. Kernel hibrida juga memiliki secara spesifik memiliki teknologi pertukaran pesan (message passing) yang digunakan dalam mikrokernel, dan juga dapat memindahkan beberapa kode yang seharusnya bukan kode kernel ke dalam ruangan kode kernel karena alasan kinerja.
Di bawah ini adalah beberapa sistem operasi yang menggunakan kernel hibrida:
• BeOS, sebuah sistem operasi yang memiliki kinerja tinggi untuk aplikasi multimedia.
• Novell NetWare, sebuah sistem operasi yang pernah populer sebagai sistem operasi jaringan berbasis IBM PC dan kompatibelnya.
• Microsoft Windows NT (dan semua keturunannya).
Exokernel
Sebenarnya, Exokernel bukanlah pendekatan kernel sistem operasi yang umum—seperti halnya microkernel atau monolithic kernel yang populer, melainkan sebuah struktur sistem operasi yang disusun secara vertikal.
Ide di balik exokernel adalah untuk memaksa abstraksi yang dilakukan oleh developer sesedikit mungkin, sehingga membuat mereka dapat memiliki banyak keputusan tentang abstraksi hardware. Exokernel biasanya berbentuk sangat kecil, karena fungsionalitas yang dimilikinya hanya terbatas pada proteksi dan penggandaan sumber daya.
Kernel-kernel klasik yang populer seperti halnya monolithic dan microkernel melakukan abstraksi terhadap hardware dengan menyembunyikan semua sumber daya yang berada di bawah hardware abstraction layer atau di balik driver untuk hardware. Sebagai contoh, jika sistem operasi klasik yang berbasis kedua kernel telah mengalokasikan sebuah lokasi memori untuk sebuah hardware tertentu, maka hardware lainnya tidak akan dapat menggunakan lokasi memori tersebut kembali.
Exokernel mengizinkan akses terhadap hardware secara langsung pada tingkat yang rendah: aplikasi dan abstraksi dapat melakukan request sebuah alamat memori spesifik baik itu berupa lokasi alamat physical memory dan blok di dalam hard disk. Tugas kernel hanya memastikan bahwa sumber daya yang diminta itu sedang berada dalam keadaan kosong—belum digunakan oleh yang lainnya—dan tentu saja mengizinkan aplikasi untuk mengakses sumber daya tersebut. Akses hardware pada tingkat rendah ini mengizinkan para programmer untuk mengimplementasikan sebuah abstraksi yang dikhususkan untuk sebuah aplikasi tertentu, dan tentu saja mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu dari kernel agar membuat kernel lebih kecil, dan tentu saja meningkatkan performa.
Exokernel biasanya menggunakan library yang disebut dengan libOS untuk melakukan abstraksi. libOS memungkinkan para pembuat aplikasi untuk menulis abstraksi yang berada pada level yang lebih tinggi, seperti halnya abstraksi yang dilakukan pada sistem operasi tradisional, dengan menggunakan cara-cara yang lebih fleksibel, karena aplikasi mungkin memiliki abstraksinya masing-masing. Secara teori, sebuah sistem operasi berbasis Exokernel dapat membuat sistem operasi yang berbeda seperti halnya Linux, UNIX, dan Windows dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut.

Menginstal Sistem Operasi Windows XP, Linux Redhat berbasis Text, dan Linux Ubuntu

Sistem Operasi Windows XP

1.Pastikan pada komputer sudah tersedia CD-ROM. Masukkan CD Windows XP ke dalam CD-ROM.Nyalakan computer.Saat proses booting ,tekan tombol Delete atau Del pada keyboard untuk mengubah BIOS.Pilih Advenced Bios Features, sehingga akan tampil pilihan-pilihan menu selanjutnya. Pada bagian First Boot Device, ganti pilihan menjadi CD-ROM, kemudian tekan tombol Enter. Untuk menyimpan pilihan, tekan F10 pada keyboard. Setelah itu jawab Yes.

2.Selanjutnya, tekan tombol Enter untuk menuju langkah selanjutnya. Tunggu sampai tampil layar Welcome to setup. Ada tiga hal yang dapat dikerjakan, yaitu :

• Tekan tombol Enter jika ingin melanjutkan proses instalasi.
• Tekan tombol F3 jika ingin membatalkan proses instalasi
• Tekan R (Repair) jika ingin memperbaiki Windows XP yang sudah ada.

3.Karena kita ingin menginstal, maka tekan tombol Enter. Setelah itu kita dimintai lisensi dari perusahaan, jika setuju dengan lisensi tersebut, tekan tombol F8, tapi jika tidak setuju dengan lisensi tersebut, tekan tombol Escape. Tekan tombol F8 untuk melanjutkan proses instalasi.

4.Pada langkah selanjutnya, kita diberi kesempatan untuk membuat partisi harddisk. Jika kita tidak ingin membuat partisi harddisk tekan tombol Enter untuk menuju proses selanjutnya.

5.Jika ingin membuat partisi harddisk, kita harus menghapus partisi yang ada dengan menekan tombol D (Delete). Setelah menekan D (Delete), akan muncul konfirmasi apakah kita benar-benar ingin menghapus partisi. Jika ya, tekan tombol Enter, kemudian tekan L (Delete) untuk melanjutkan proses penghapusan. Partisi kita sekarang telah terhapus. Setelah partisi yang lama terhapus, tekan tombol C (Create) untuk membuat partisi baru, maka akan tampil Create partition of Size (in MB) :………. Disini, kita akan diminta untuk memasukkan ukuran partisi yang kita inginkan.
Misalkan, jika ukuran harddisk 20 GB, kita bisa ketikkan 10240 MB (10 GB), kemudian tekan Enter. Partisi yang pertama ini akan menjadi drive C. Pilih sisanya dan tekan C (Create). Partisi yang kedua akan menjadi drive D. Selanjutnya, tekan tombol Enter untuk melanjutkan instalasi.


6.Pada langkah selanjutnya, kita diminta untuk menentukan tipe system FAT atau NTFS yang akan digunakan.

• Format the partition using the NTFS file system
• Format the partition using the FAT file system

Pilih Format the partition using the NTFS file system, kemudian tekan tombol Enter. Selanjutnya, tunggu proses formatting partition dan setup copy files sampai 100%. Komputer akan di-restart, kemudian akan muncul proses Installing Windows XP. Tunggu sampai muncul kotak dialog Windows XP Professional Setup. Selanjutnya, tekan tombol Next.

7.Selanjutnya akan muncul layar Personalize Your Software. Kita akan diminta untuk memasukkan nama dan organisasi. Misalkan, nama dan organisasi kita ketik seperti di bawah ini. (sekedar contoh)

• Name : XI TKJ
• Organization : TKJ SMK NEGERI 3 BALIKPAPAN

8.Selanjutnya, kita diminta memasukkan nomor produk pada layar Your Product Key. Nomor produk biasanya ada pada bagian file Serial di CD Windows XP ataupun di sampul CD Windows yang di-install. Jika sudah, tekan tombol Next.

9.Selanjutnya akan muncul layar Computer Name and Administrator Password. Pada bagian ini, kita diminta untuk memasukkan nama komputer, password administrator, dan konfirmasi password.Misalnya,untuk contoh,ketikkan :

• Computer Name : TKJ
• Administrator Password : 123456
• Confirm Password : 123456

10.Jika sudah selesai, tekan tombol Next, maka akan muncul layar Date and Time Settings. Pada bagian ini, kita diminta untuk menentukan bentuk tanggal, waktu, dan zona waktu yang akan digunakan. Jika sudah, tekan tombol Next, dan tunggu proses sampai muncul layar Network Settings.

11.Pada layar Network Settings ada dua pilihan :

• Typical Settings
Pilihan ini digunakan untuk membuat jaringan secara otomatis, sehingga jaringan dan alamat TCP/IP terpasang secara otomatis.

• Custom Settings
Pilihan ini memberi kesempatan untuk mengkonfigurasi komponen jaringan secara manual. Misalnya, pilih Typical Settings, kemudian tekan tombol Next. Selanjutnya akan muncul layar Workgroup or Computer domain.

12.Pada layar Workgroup or Computer domain, pengguna diminta untuk menentukan nama workgroup atau nama domain komputer. Ada dua pilihan yang dapat dipilih :

• No, this computer is not a network, or is on a network without a domain. Make this Computer a member of the following workgroup
Pilih pilihan ini jika komputer pengguna tidak menggunakan jaringan.

• Yes, make this Computer a member of the following domain
Pilih pilihan ini jika komputer pengguna adalah komputer jaringan.

Misalnya, pilih NO. Setelah pengguna memilih NO, pengguna harus memasukkan nama workgroup. Nama workgroup bebas, tidak boleh memakai spasi. Jika sudah mengisi nama workgroup, tekan tombol Next hingga muncul layar How will this Computer Connect to the Internet ?

13.Pada layar How will this Computer Connect to the Internet? Pilih skip.

14.Pada layar Collecting Registration Information, pengguna diminta untuk mengisi daftar registrasi. Jika tidak ingin mengisi daftar registrasi, tekan tombol Skip, sedangkan jika ingin mengisi daftar registrasi, tekan tombol Next. Misalnya, tekan tombol Skip, maka akan tampil layar selanjutnya, yaitu Who will use this computer ?

15.Pengguna diminta memasukkan nama-nama user yang akan menggunakan komputer tersebut. Jika sudah, tekan tombol Next, sehingga muncul layar terakhir, yaitu Thank you! Pada layar tersebut, tekan tombol Finish dan tunggu prosesnya. Proses instalasi Windows XP telah selesai.

Sistem Operasi Red Hat Linux

Pastikan pada komputer sudah tersedia CD-ROM. Masukkan CD Red Hat ke dalam CD-ROM.Nyalakan computer.Saat proses booting ,tekan tombol Delete atau Del pada keyboard untuk mengubah BIOS.Pilih Advenced Bios Features, sehingga akan tampil pilihan-pilihan menu selanjutnya. Pada bagian First Boot Device, ganti pilihan menjadi CD-ROM, kemudian tekan tombol Enter. Untuk menyimpan pilihan, tekan F10 pada keyboard. Setelah itu jawab Yes.

Ketika menginstal Sistem Operasi Ubuntu maka akan tampil berbagai perintah seperti di bawah ini:
1.Muncul tampilan yang akan memeberi tahu apakah ingin menginstall Red Hat dengan mode grafik atau text.
Jika ingin menginstall dalam mode grafik tekan ENTER, jika ingin menginstall dalam mode text tulis “linux text” (tanpa tanda kutip) lalu tekan ENTER

2.Muncul tampilan apakah anda ingin mengetes CD Red Hat atau kah tidak?
Jika iya, maka tekan OK jika tidak maka tekan skip

3.Masuk pada tampilan pemilihan bahasa, jika sudah menentukan bahasa yang sesuai tekan next

4.Keyboard configuration memungkinkan anda mensetting jenis keyboard yang anda gunakan, dianjurkan untuk menggunakan model USA kemudian next

5.Mouse configuration untuk mengatur jenis mouse yang tersambung pada PC anda, kemudian next

6.Masuk pada tampilan Installation Type. Terdapat beberapa pilihan yaitu :
-Personal desktop, jika komputer anda hanya ingin digunakan sebagai komputer pribadi
-Workstation, jika anda ingin komputer anda sebagai workstation
-Server, jika anda ingin komputer anda sebagai server
-Custom, jika anda ingin memodifikasi type instalasi yang anda inginkan

7.Disk partitioning setup, pada bagian ini anda bisa mempartisi harddisk sesuai kapasitas HDD anda
-automatically partition, partisi dilakukan secara otomatis sesuai dengan kapasitas Hard Disk
-manually partition with disk druid, melakukan partisi secara manual oleh user

8.Automatic Partitioning, disini anda diberi pilihan apakah anda ingin:
Remove all linux partitions on this system : menghapus semua partisi linux pada sistem anda
Remove all partitions on this system : menghapus semua partisi pada sistem anda
Keep all partitions and use excisting free space : menjaga semua partisi dan menggunakan ruang kosong.

9.Muncul BOOT LOADER CONFIGURATION dengan pilihan program GRUB dan LILO.
Pilih GRUB.

10.Pilih Leave Blank Lalu ok.

11.Pilih Ok pada Pilihan MBR(Master Boot Record).

12.Firewall configuration, mengatur firewall. Pilih No Firewall kemudian Ok.

13.Pilih bahasa penginstalan.

14.Time zone selection, menentukan waktu sesuai dengan GMT di wilayah anda.

15.Set root Password
-root password : isi dengan password yang anda inginkan yang merupakan super user,
-confirm : ulangi password yang anda masukkan

16.Konfirmasi ulang pengaturan yang anda lakukan sebelumnya, jika anda setuju maka pilih accept the current package list, jika tidak maka pilih customize the set of packages to be installed.

17.Mulai menginstal

18.Boot disketee creation, jika anda memiliki disket anda bisa menggunakannya disini untuk menyimpan settingan boot, anda hanya perlu memilih yes, I would like to create a boot diskette atau jika anda tidak menginginkannya tinggal pilih no, I do not want to create a boot diskette. Kemudian next jika anda sudah selesai dengan pengaturan anda.

19.Ghrapical interface configuration,mengatur grafik pada komputer anda.

20.Monitor configuration, mengatur jenis monitor yang sesuai dan resolusi yang diinginkan.

21.Customize graphic configuration, mengatur grafik. Pilih mode Text, lalu Ok.

22.Welcome screen, tampilan yang muncul ketika pengaturan sudah selesai dilakukan

23.User account, berisi data profil anda sebagai pengguna red hat. Anda harus mengisi nama serta password agar bisa masuk ke dalam sistem operasi red hat

24.Date and time, mengatur waktu dan tanggal sesuai keadaan setempat

25.Sound card, mengatur sound card yang terpasang pada komputer

26.Red hat network, mengatur jaringan

27.Additional cds

28.Finish setup, installasi telah sukses dilakukan dan red hat siap dijalankan.

Sistem Operasi Ubuntu

Pastikan pada komputer sudah tersedia CD-ROM. Masukkan CD Ubuntu ke dalam CD-ROM.Nyalakan computer.Saat proses booting ,tekan tombol Delete atau Del pada keyboard untuk mengubah BIOS.Pilih Advenced Bios Features, sehingga akan tampil pilihan-pilihan menu selanjutnya. Pada bagian First Boot Device, ganti pilihan menjadi CD-ROM, kemudian tekan tombol Enter. Untuk menyimpan pilihan, tekan F10 pada keyboard. Setelah itu jawab Yes.

Ketika menginstal Sistem Operasi Ubuntu maka akan tampil berbagai perintah seperti di bawah ini:
1.Language, menentukan bahasa yang sesuai
2.Muncul pilihan seperti berikut:
-Coba ubuntu tanpa melakukan perubahan di komputer anda
-Install ubuntu
-Periksa kerusakan cakram
-Uji memori
-Boot dari harddisk pertama
Pilih install ubuntu jika anda ingin menginstall Ubuntu dari awal

3.Welcome screen, disini anda dapat mengatur bahasa yang sesuai, kemudian forward

4.Konfigurasi waktu, memungkinkan anda untuk mengatur waktu di daerah setempat, kemudian forward

5.Susunan papan ketik, mengatur jenis papan ketik yang anda gunakan (pilihan yg disarankan=USA) kemudian forward

6.Mempersiapkan ruang harddisk, merupakan pilihan untuk mempartisi harddisk
Anda dapat memilih Hapus dan gunakan seluruh cakram atau tentukan partisi secara manual, kemudian forward

7.Pengaturan profil, disini anda dapat mengisi nama anda, password serta nama komputer yang anda gunakan. Kemudian forward

8.Persiapan untuk instalasi, tekan pasang

9.Menginstall sistem,

10.Restart PC, disini PC akan restart untuk mengoptimalkan kinerja sistem operasi.
Search Engine Submission - AddMe